i was written in here :
http://pojok-utak-atik.blogspot.com/2012/03/ria-papermoon.htmli am so honored!! lucky lucky and grateful to meet a new friend, mbak hany!!!
this is why i love blogging and craft world sooo much!!
thanks a bunch, mbak hany!!
****
Ria Papermoon
Tamu saya bulan ini punya nama pop Ria Papermoon. Bagi saya Ria ini tidak lagi seorang
crafter, tapi yang dia lakukan sudah jauh di depan kegiatan berkerajinan saya. Saya lebih suka menyebutnya artis.
Terus kok namanya tidak seperti nama umum orang Indonesia, jawabnya ada di omong-omong saya dengan Ria :)
Bagaimana saya bisa menggaet Ria untuk saya ajak ngobrol?
Ria itu dulu ikutan acara
giveaway kedua saya yang hadiahnya kain dan
postcard lukisan
silk painting. Saat itu semua pada antusias untuk dapat kain dengan motif cerita anak-anak yang jadi hadiah pertama, tapi satu peserta ini malah milih hadiah kedua. Penasaran kan saya ... Saya datangilah blognya ... Wah, pantes, masih SMP sih, pikir saya waktu itu .... hahahaha ... ternyata saya salah besar. Ternyata si imut ini adalah seseorang yang identitasnya biar kita baca bersama saja ya ...
Saya lihat-lihat blognya, juga berteman di facebook, akhirnya janjian ketemu di Jogja tahun lalu, tepatnya di stasiun kereta api Tugu - Jogja (Saya penggemar kendaraan kereta, sebisa mungkin kemana saja naik kereta).
Semakain saya tertarik pengen tahu gerak gerik Ria. Berbunga-bunga setelah Ria setuju untuk cerita buat kita bersama disini. Saya coba sesuatu yang lain, saya kirim pertanyaan satu persatu dan ingin ceritanya mengalir sesuai dengan jawaban yang saya dapat hari itu. Tapi mbak e ini ternyata sangat sibukkkkkk, jadi rencana saya tidak berjalan seperti yang saya bayangkan. Jadi terhentilah obrolan kami, sampai akhirnya kok ya Ria yang sibuk ini berbaik hati menyapa saya kembali beberapa waktu lalu dan bersedia mulai kembali ...yay ... Kali ini saya nggak mau kehilangan momen lagi, saya kirim saja sekalian pertanyaannya. Sekali lagi saya sok organize, maunya semua di jadwal ... hahahahaha ... ternyata Ria dah terbang lagi ke Jepang ;) Tapi alhamdulillah, katanya setelah dicicil tiap hari menjawabnya, selesai juga menjawab semua pertanyaan saya.
Jadi, ayo kita baca sama-sama, mudah-mudahan pengalaman Ria yang seabreg dan kreativitasnya ini bisa memberi inspirasi bagi kita semua dengan apa saja yang kita lakukan ... ***
1. Ria, coba ceritakan siapa dirimu, nama asli, nama pop, titel, jabatan, apa aja deh ...
ahahah... namaku Ria. Nama lengkapnya Maria Tri Sulistyani.
Lulusan FISIPOL UGM jurusan Ilmu Komunikasi. Aku pendiri dan Direktur Artistik dari Papermoon Puppet Theatre. Sudah menikah selama 5 tahun dengan tuan Iwan Effendi, seorang perupa yang juga partner in crime ku di Papermoon. Teruusss.. anak bungsu dari 3 bersaudara, aku lahir dan besar di Jakarta, dan pindah ke Yogya sejak keterima kuliah dan kemudian menetap sampe sekarang
2. Dari sarjana komunikasi jadi tukang dongeng, gimana awal mulanya?
Ceritanya super panjang! Waktu masih kuliah aku sempet gabung sama sebuah kelompok teater independen selama 4 tahun. Jadi aktor panggung selama 4 tahun ternyata cukup bisa menumbuhkan kecintaanku pada proses membuat sebuah karya pertunjukan, meskipun aku juga nggak pernah punya bayangan untuk jadi seperti sekarang.
Aku keluar dari kelompok itu karena aku ngerasa nggak punya bayangan untuk jadi aktris teater. Setelah keluar, sembari nyelesain kuliah aku sempet kerja jadi manager dan desainer di sebuah studio keramik milik seorang seniman keramik di Yogyakarta. Kali itu giliran kecintaanku pada dunia seni rupa yang terasah.
Aku bener bener mengolah kemampuan tanganku untuk membuat karya selama 2 tahun bekerja disana.
Tapi lagi-lagi, aku nggak kepikiran juga jadi seniman atau pengusaha keramik. Akupun memutuskan untuk keluar.
Selepas dari studio keramik itu, aku lulus kuliah dan langsung bekerja di sebuah Taman Kanak-kanak. Di sana aku mulai bikin art club untuk murid-murid, dan kemudian memutuskan keluar dari TK, dan bikin sanggar sendiri. Lalu lahirlah Papermoon.
Karena kecintaanku pada dunia seni rupa dan seni pertunjukan, setelah 2 tahun berjalan dengan format Papermoon yang sebagai sanggar buat anak-anak, akhirnya aku memutuskan untuk mengawinkan dua hal tersebut. Dan ketemulah format teater boneka.
Dan sampai sekarang, Papermoon Puppet Theatre banyak melakukan eksperimen dengan menggunakan media teater boneka, yang ditujukan untuk publik yang lebih luas, segala usia.
3. Tukang cerita kan biasanya pake buku sebagai media, kenapa Ria memilih boneka?
Mmm... sebenrnya dua media itu sama sama menariknya, ya.
Buku justru bisa membangun imajinasi yang sangat luas bagi pembacanya. Itu sebabnya aku juga nulis buku cerita dan jadi ilustrator untuk buku cerita anak-anak juga.. ehehhe..
Tapi kenapa aku milih teater boneka?
Karena teater boneka itu kompleks, dan butuh kerja yang sangat detail.
Dan juga karena teater boneka itu nggak tendensius. Orang cenderung akan lebih reseptif, mudah menerima, ketika apa yang kita sampaikan dilakukan lewat teater boneka. Mungkin karena kesan bahwa boneka adalah objek yang menghibur, jadi bikin para penonton juga jadi nggak tegang untuk nonton. Padahal cerita yang disampaikan bahkan bisa juga adalah kisah yang sangat berat atau kelam, misalnya.
4. Ok, ingatanku tentang kisah awal kecintaanmu pada boneka samar-samar, boleh dong diulang bagaimana para kakak mendongeng padamu?
Ahahhaha!! Iyaaa... Kakakku dua duanya laki-laki, dan punya beda umur yang sangat jauh. Kakak pertamaku usianya 13 tahun di atasku, dan kakak keduaku 9 tahun di atasku. Aku bersyukur punya kakak yang sangat mencintaiku.
kedua kakakku suka banget dongengin aku dari kecil, bahkan sampe SMA! Meskipun aku tau cerita cerita yang mereka karang itu bener bener fiksi belaka, tapi aku selalu suka!
Padahal ceritanya paling Kancil nyolong timun terus tiap hari! Hahahaha!!
Tapi yang aku suka ternyata lebih pada proses interaksi yang ada antara aku dan kakak-kakakku. Kita bener bener bisa ketawa ngakak berjam-jam cuma gara gara dongeng yang nggak masuk akal.
Kakakku yang kedua selalu membangunkan aku pake boneka tangan, hampir tiap hari! Dan setiap dia melakukannya, aku dijamin lebih gampang bangun daripada dibangunin dengan cara biasa.
Ketertarikanku pada objek yang hidup juga muncul dari pengalamanku menonton Unyil, Sesame Street dan juga wayang golek di televisi. Tapi lagi-lagi , pengalaman yang mungkin juga dialami banyak anak di tahun 80-an ini jadi pengalaman yang lain bagiku, karena kedua orangtuaku tanpa sadar telah menumbuhkan imajinasi yang kuat di kepalaku
5. Terus sejak kapan mulai diseruisin? bagaimana memulainya hingga jadi seperti sekarang?
sejak 2 April 2006. Sejak pertama kali Papermoon berdiri.
Sempat berganti format dari sanggar anak-anak jadi kelompok teater boneka untuk anak, terus mulai tahun 2008 meneguhkan hati untuk serius di bidang teater boneka, untuk segala usia.
6. Bisa jalan-jalan terus itu dapat undangan, mempromosikan diri atau bagaimana bisa dikenal orang-orang dari barat sampai ke timur?
Caranya ya bikin karya banyak banyak, mbak.. ehhehe..
Dan belajar untuk bikin karya yang lebih bagus setiap saat.
Di awal awal papermoon berdiri, kami sering banget bikin pentas. Setahun bisa sampe 5 kali bikin karya baru, dan tempatnya lain –lain, nggak cuma di gedung pertunjukan, tapi juga di kereta, di pasar tradisional, di jalan.
Selain itu, aku bener-bener pake internet sebagai media publikasi, sekaligus untuk belajar.
Aku cukup rajin browsing untuk cari peluang aplikasi program residensi seniman. Residensi adalah sebuah program dimana si seniman dibiayai untuk pergi ke negara lain, dan bikin karya, atau belajar di sana. Mirip beasiswa ya, tapi hasilnya karya.
Tapi selebihnya aku pake media sosial macem blog, facebook dan twitter untuk sharing ke temen-temen tentang karya papermoon. Dan ternyata suka membawa hasil.. ehehhe.
7. Dah kemana saja tuh Ri? Terakhir ke Jepang ya? omong-omong, jadi tahun ini manggung di US lagi? Ah belum terlalu banyak, mbak.. baru beberapa.
Baru Kuala Lumpur, Singapura, Korea Selatan, beberapa kota di Amerika seperti New York, Washington DC, Philadelphia, Boston, Baltimore, Connecticut, terus New Delhi, Vietnam, dan ya.. terakhir Jepang. Iyaa .. tahun ini akhirnyaaaaaa ... Papermoon bakal pentas keliling dibeberapa kota di Amerika Serikat selama 1 bulan. Senang sekali ... soalnya ini pertama kalinya kami bawa karya utuh dari papermoon Puppet Theatre. 8 orang akan berangkat ke sana ... doakan ya mbak ... biar gak bikin malu ...hihihihi ...
8. Kisah tentang kunjungan ke markas sesame street yang bikin banyak orang kagum itu, gimana bisa sampai kesana?
Lagi-lagi beruntung, mbak..
Kebetulan tahun 2009-2010 itu aku sama Iwan dapet grant untuk residensi selama 6 bulan di New York. Kami di sana dibiayai sama Asian Cultural Council (ACC) untuk observasi mengenai teater boneka di Amerika Serikat. Pastinya dong, one of my top list is sesame street! Hehhehe..
Jadilah kita coba kontak mereka, dan ternyata gayung bersambut!
Kita dapat kesempatan untuk ketemu sama direkturnya, yang adalah anak kandung Jim Henson, terus masuk masuk ke studionya, dan ngeliat gimana proses kerja mereka. Nggak ketinggalan juga tentu saja berjumpa dengan Elmo, Oscar The Grouch, Big bird dan Snuffleaupagus! :D bahagia!
9. Terus, boneka-boneka yang digunakan untuk manggung itu bikin sendiri ya Ri? Jadi setiap mentas mesti dibikin boneka baru jika ceritanya berbeda? Apakah semua boneka yang dipakai terbuat dari kertas (papermoon puppet) atau kadang dipakai bahan lain? Kapan-kapan boleh dong Ri, nyumbang tutorial bikin boneka ...hehehe ...
Iya betul, mbak...
Semua boneka memang kita buat sendiri. Bahannya dari material yang ada di sekeliling kita.
Tergantung bentuk dan macemnya ya... kadang-kadang aku juga suka bikin wayang kulit. Tapi kalo kebanyakan boneka Papermoon materialnya mulai dari kayu, rotan, kardus, spons, kain, koran, dan kertas samson.
Tekniknya nggak sulit kok, karena kami pake teknik standar topeng kertas.
Tutorial? Hihi.. iya deh.. boleh boleh.. dengan senang hati! ;)
10. Terus ide-ide tentang judul pementasan itu biasanya datang dari mana? Biasanya kisah apa yang diceritain di pentas papermoon puppet? Dari cerita sehari-hari orang Indonesia. J
Tapi udah dua tahun ini kami memang banyak mengangkat kisah sejarah kecil, misalnya kisah personal seseorang, sejarah sebuah bangunan, sejarah sebuah benda, dan lain sebagainya.
11. Emang kru papermoon puppet itu ada berapa orang? Masing-masing punya pos dan tanggung jawab sendiri-sendiri ya? Yang utama Papermoon itu ya aku dan Iwan effendi. Tapi kita sekarang punya tim artistik tetap sejumlah 3 orang. Selebihnya kebanyakan kami memang outsourcing.
Selama ini ya tanggung jawab terbesar ada di aku dan Iwan ya. Posnya yaa.. senggol senggolan lah. Bukan yang strict gitu. Iwan bertanggungjawab di bidang artistik, sedangkan aku mulai dari manajemen produksi, bikin cerita, dan penyutradaraan. Tapi kami semua bikin boneka dan main juga.
12. Pernah jenuh gak ngerjain hal yang sama terus menerus? Kalo gitu biasanya ngapain atau ada kesenangan lain yang bisa dikerjakan untuk mengusir kejenuhan?
Masalahnya apa yang kita lakuin nggak pernah sama , mbak.
Jadi kalo aku sih nggak pernah jenuh. Ehhehe...
Tapi kalo di waktu luang, biasanya aku suka baca, blogging, nulis, motret, jalan jalan naik sepeda, dan masak! ehehhehe
13. Sudah ada merchandise papermoon puppet ya? Apa aja tuh? bisa dibelinya dimana? Sudaaah!! Mulai dari kaos, bantal, kalung, dvd, postcards dan lain lain..
Tapi sekarang sedang habis! Maafkaannn.. Jadi nantikan yaa... biasanya aku aplot di FB langsung. ;)
Doakan juga, sekarang aku lagi siap siap mau buka toko. Tokonya isinya barang barang yang punya cerita.ehhehe.. nantikan yaa..
***
Be creative, be yourself and the satisfaction is there for you
Happy crafting everyone
Hany Von Gillern
***