ehehhehe...
muka saya nongol
di sini!!!!
di sebuah blog yang ditulis oleh Pingkan a.k.a Putri dari OJANTO!! :D
yipppii!!!
well.. well... menjelang keterbangan saya ke Singapura..
*eh iya.. saya belum cerita kalo saya lagi di Singapura ya? wah.. ini cerita yang cukup aneh sebenernya... oke.. cerita OJANTO-nya freeze dulu sebentar ya.. ehm.. jadi suatu hari saya dapet email dari Direkturnya Goethe Institute, yang menawarkan Papermoon Puppet Theatre
untuk ikutan acara LIVE! Singapore 2011.. sebuah event International Performing Arts Fair.. dimana puluhan booth tentang festival di berbagai penjuru dunia, dan beberapa seniman berbagai negara menggelar "dagangan" mereka di Marina Bay Sands Expo Centre, Singapore..
Jangan tanya harga booth-nya... kalo Papermoon berangkat sendiri tentu saja kami akan menganga kaku ... hohoohh.. dan Goethe Institute kasih sponsor buat kami bertiga berangkat, plus biaya beli booth nya itu! wooohooo!!! dan inilah mengapa saya ada di Singapura sekarang... agak merinding sebenernya.. soalnya booth tetangga saya itu isinya ...ehmmm... "David Foster and Friends", LION KING, dan Opera Opera kelas dunia.. hihihihi.. Papermoon nyempil, pemirsa!!! info lengkapnya.. silakan intip DI SINI !!
oke.. balik ke cerita awal...
Pingkan sms saya, dan ngajak ketemuan untuk wawancara buat artikel On Day Monday nya yang inspiratif ituuu!! aaargghh!! saya napsu tentu sajaaa!!! tapi saya kelap kelip sambil memandang keadaan rumah saya yang amburadul karena lagi dilanda setumpuk deadline dan harus packing buat pameran LIVE! Singapore itu....
saya minta ganti jadwal sepulang saya dari Singapura aja...
tapi Pingkan membujuk saya.. dan rontoklah dinding pertahanan saya.. Pingkan bilang.. setengah jam aja deh...
dan kamipun jadi bersua...
.....berbincang bincang 2 jam lamanya!!! ahahhaha!!!
thank you, Pingkan dan Ojanto!!!! kapan kapan ngobrol lagi yaa!!!
HUGS!
On Day Monday #15 - Papermoon Puppet Theatre
Sudah tiga kali hari senin terlewat begitu saja tanpa cerita dari orang-orang hebat dari Jogja di On Day Monday. Keadaan hiatus yang cukup lama ini membuat kami rindu bertukar cerita dengan mereka. Sesuai dengan janji kami, On Day Monday kembali kami "on"-kan dan dibuka dengan sebuah cerita dari pemain dan pencipta boneka, Papermoon Puppet Theatre.
Menceritakan tentang Papermoon Puppet Theatre artinya bercerita tentang dua orang hebat di dalamnya, Ria dan Iwan. Sebenarnya saya mengenal Ria sudah cukup lama. Kalau dihitung-hitung, hampir enam tahun kami saling kenal. Namun obrolan kemarin sore di rumahnya terasa seperti berkenalan kembali dengannya. Sosoknya masih sama seperti yang terakhir kali saya ingat, mungil, ceriwis dan penuh semangat. Dan kemarin sore, untuk pertama kalinya saya mengetahui apa yang menjadi passionnya, kecintaannya dan juga pekerjaannya bersama dengan suami sekaligus partner kerjanya, Mas Iwan.
Papermoon yang sekarang adalah anak yang dilahirkan oleh Ria dan Iwan. Sudah tumbuh besar dan aktif bergerak, bermain, belajar, menyebarkan virus-virus teater boneka kepada banyak orang. Papermoon yang sekarang, sudah terbang ke banyak tempat, dan mementaskan banyak judul. Papermoon yang sekarang, jelas tidak akan ada jika saja Ria dan temannya tidak memulainya dulu di tahun 2006. Dimulai dari sebuah perpustakaan dan studio workshop kecil untuk anak-anak, Papermoon kecil hanya dapat berjalan sebulan lamanya. Gempa yang mengguncang Jogja di bulan Mei 2006 otomatis menghentikan semua kegiatan perpustakaan dan workshop. Kegiatan kemudian dialihkan pada program trauma healing bagi anak-anak korban gempa ketika itu. Bekerjasama dengan beberapa NGO, Papermoon kecil mulai dikenal dan menjadi magnet bagi banyak volunteer untuk ikut bergabung. Kegiatan workshop menggabungkan antara seni rupa dan seni pertunjukan. Ria mengajak teman-teman volunteer untuk membuat boneka dari barang-barang bekas, dan kemudian mementaskannya untuk menghibur para korban gempa.Inilah yang merupakan embrio dari Papermoon Puppet Theatre.
Selama kurang lebih setahun berjalan, Ria akhirnya harus menentukan identitas Papermoon. Apakah akan terus berkonsentrasi pada perpustakaan dan workshop untuk anak-anak, atau mengikuti passionnya dalam seni pertunjukan boneka, yang tentu saja tidak melulu diperuntukkan bagi anak-anak. Dari proses ini, Ria akhirnya memutuskan fokus pada teater boneka, dimana dia bertindak sebagai sutradara dan penulis naskah, dan Iwan yang bertindak sebagai visual artist. Lahirlah Papermoon Puppet Theatre yang kemudian menjadi magnet bagi kesempatan-kesempatan luar biasa bagi Ria dan Iwan. Salah satunya adalah beasiswa yang mereka dapatkan untuk belajar mengenai puppet theatre dari 70 seniman di New York selama 6 bulan lamanya. Selain itu, Papermoon Puppet Theatre juga telah membawa Ria dan Iwan untuk melakukan pementasan dan mengikuti berbagai festival di luar dan dalam negeri. Proses kreatif Papermoon Puppet Theater menurut saya sangat D.I.Y. Ide cerita, Naskah, hingga boneka dan properti panggung semuanya dilakukan dan dibikin sendiri. Semuanya lahir dari tangan-tangan ajaib milik Ria, Iwan dan dibantu oleh beberapa teman-teman Papermoon. Salah satu karyanya yang membuat saya terpukau (sekaligus berkaca-kaca) adalah Mwathirika, yang ceritanya sarat akan sejarah Bangsa Indonesia. Menurut Ria dan Iwan, inilah kelokalan yang dibawa Papermoon. Cerita yang dipentaskan Papermoon adalah cerita yang sangat dekat dengan kehidupan orang-orang di Indonesia.
Ah, terlalu panjang rasanya daftar pencapaian Papermoon jika harus saya sebutkan satu persatu. Negara mana saja yang telah mereka datangi, tempat mana saja yang pernah mereka kunjungi, siapa saja yang telah mereka temui, institusi mana saja yang telah memberikan penghargaan, atau project-project apa saja yang telah dan akan mereka kerjakan. Semuanya bisa kita tengok di sini
http://kuwacikecil.blogspot.com/ dan di sini
http://www.papermoonpuppet.com/. Bukan karena malas menuliskannya, tapi menurut saya, mengunjungi langsung blog-blog ini dan membaca langsung tulisan Ria yang penuh semangat mampu menularkan semacam energi yang sama dengan apa yang diceritakannya. Energi ini pula yang saya rasakan ketika bertukar cerita dengan Ria dan Iwan kemarin sore. Saya kagum dengan semangat mereka, dengan passion mereka, dengan bagaimana mereka melihat segala sesuatunya seperi anak kecil yang tidak pernah berhenti penasaran dan mencari tahu. Karena itu dengan ini saya mendeklarasikan diri sebagai fans mereka!! :D
Nah, sebelum mengakhiri tulisan panjang ini, saya ingin memberikan sedikit bocoran tentang project-project mereka selanjutnya. Saat ini mereka sedang berada di Singapura untuk mengikuti festival pertunjukan berskala internasional, kemudian di bulan Juli mereka akan mengadakan pementasan di Kota Tua Jakarta, disusul dengan pameran tunggal di Singapura. Dan gong-nya adalah, sebuab pementasan yang sudah dipersiapkan untuk akhir tahun di Jogja, yang katanya akan dilakukan di venue yang tidak biasa (Saya sudah reservasi dari sekarang untuk ini!! :D). Terimakasih Ria dan Mas Iwan untuk obrolan "gendut"nya, juga untuk kopi, dan oleh-olehnya. Semoga Papermoon terus menjadi magnet dan penyebar virus teater boneka dimana-mana.
photo and interview by Pingkan -The Ojanto! :D