sudah lama saya mendengar tentang "Kopi Aroma".
Sudah sering pula saya menyesap nikmatnya dan harumnya kopi bikinan sebuah pabrik mungil di Bandung ini.
Tapi saya selalu belum bisa cukup beruntung untuk bisa mengunjungi sang pabrik di kawasan jalan ABC di Bandung ini.
Hingga akhirnya... suatu hari... saya, dengan si doi, dan beberapa orang teman, memutuskan untuk melongok ke toko kopi ini.
Bangunan tua itu berdiri di sudut jalan.
Vintage, tentu saja. Dan hal itu saja sudah cukup bikin saya jatuh cinta.
Betapa beruntungnya saya...
Hari itu benar-benar istimewa.
Kami ditemani Mbak Tarlen dan Mas R.E. HArtanto, dan kebetulan si oom pemilik toko sedang ada di sana!
Walhasil, kami berhasil masuk ke dalam pabriknya!
Percayalah, teman....
Kalau kalian mendambakan sebuah perjalanan dengan mesin waktu...
"Kopi Aroma" adalah salah satu tempatnya!
.. Kopi Aroma... sedjak 1936
biji-biji kopi yang siap diolah...
mereka mengolah biji-biji kopi yang berusia puluhan tahun.
"they treat coffee making, like wine making.."
mesin-mesin ini tak henti hentinya membuat saya terpesona...
gosh.. i love the color, i love the sound, i love how they works..
and they are all MANUAL!
they are handsome...
saya jatuh cinta dengan warna warna di pabrik ini.. hiks...
itu dia si oom.
Pak Widya, namanya...
generasi ketiga dari pemilik "Kopi Aroma".
Selain bekerja sebagai 'tukang kopi', beliau juga menjabat sebagai dosen ekonomi, dan bendahara sebuah Yayasan Pendidikan di Bandung.
Dan ia mengajari kami banyak hal, pemirsa...
Dari manfaat kopi robusta bagi pria dan wanita, sampai tips 7 M menjadi pengusaha sukses! eheheh
dan satu quote beliau yang paling saya sukai dari kunjungan saya hari itu adalah..
" kalau tukang kopi ya bikin kopi"...
(beliau mengatakannya sambil mengoperasikan sebuah mesin
yang mengebuli wajah dan tubuhnya dengan asap...)
aaahhh .. saya sangat menikmati perjalanan saya ke Kopi Aroma di hari itu.
Seperti berkunjung ke masa lalu dengan menaiki mesin mesin pembuat kopi.
Terimakasih Oom Widya (dan mbak Tarlen, tentu saja)...
Untuk mengajari saya, betapa pentingnya untuk tetap kecil dan mencintai pekerjaan kita...
see ?
we were enjoying our time travel with the coffee machine! ;)
aaah,, selalu menyukai cerita2 perjalanan, mbak Ria,, :)
BalasHapustrimakasiiiihhhh!!! aku juga suka ngintip trip org orang.. hihihi... berasa ikut jalan jalan.. hiihhi
HapusHmm... kebayang ama aroma kopi...
BalasHapusJadi kangen kampung halaman :)
baukopi memang mempesonaaaah!!!
Hapusiaaaoooww...tengkyu banget udah bagiin pengalamannya, ini seperti ikutan aja..semoga menulaar :D (bau kopinya...hhhmm, smp ke tegal)
BalasHapusihhihi.. wuswuswus mbaaakkk
HapusWell meskipun saya tidak menyukai rasa kopi, tapi sepertinya saya tertarik untuk ke tempat itu ^^
BalasHapustempat ini emang bukan surga buat penyuka kopi aja kok mbak... aku jg gak maniak kopi, tp jatuh cinta stengahmatik sama tempat ini... mungkin karena cinta pemiliknya.. ihiiiyyy
Hapusgambar2nya mantep banget!! so classic kaya kopinya...
BalasHapussalam kenal mbak Ria ^_^
trimakasih mbak dee... salam kenal yaaa.. ;)
Hapuskalimat terkahirnya mak jleb banget mba ria ", betapa pentingnya untuk tetap kecil dan mencintai pekerjaan kita..."
BalasHapus:'
itu dia inti dr perjalanan hari itu... memang jleb habis, pemirsaaa!! ihihihih
Hapusdi Takengon yang udah surganya kopi di Aceh, keknya warganya udah gak terlalu peduli dengan aroma dah. Lha minumnya aja hampir setiap waktu ini. Hihihi
BalasHapushehehe.. tapi kalo disuguhin kopi sachet pasti teriak teriak protes.. hiihihih
Hapusmbaak.. love the story.. love the pics.. and love the coffee.. hehehe...
BalasHapuscupcupcup! trimakasiiihhh
Hapusasoy banget ceritanya, foto2nya juga asik.. Kopi gak ada matinya! :D
BalasHapushiihi.. trimakasiih.. Kopi Aroma emang gak ada matinyaa!! :D
Hapus